167
guh logis dan menarik. Begitu juga latar ketika I Cupak dan I Gerantang menginap di pondok Dukuh Setting yang mempunyai dua orang gadis I Lenga Sekar dan I Lenga Wangi yang cantik dan ramah. Tempat pondok itu bagus, suasananya indah, rapi, tenang, damai, kebun dan taman bunga tertata apik, dihuni oleh orang-orang baik budi, sungguh keadaan yang menarik. Kedatangan I Cupak dan I Gerantang yang minta bantuan untuk menginap dan sekedar makan karena lapar dan payah dalam perjalanan jauh ditambah hari akan malam, sudah pasti diterima dengan baik oleh keluarga Dukuh Setting yang pertapa tersebut. Bahkan kedua gadis itu menginginkan supaya I Gerantang mau hidup bersama selamanya, sedangkan dengan I Cupak penuh tanda tanya. Hal yang demikian ini memang wajar adanya, sehingga lukisan cerita tersebut sangat menarik. Mengenai latar-latar yang lain selanjutnya juga disusun oleh pengarang yang menarik dan wajar sehingga ceritanya dijaga tetap menarik dan bagus.
Namun latar, hal-hal, suasana yang akrodati atau keajaiban yang dibuat oleh pengarang adalah ide pengarang untuk menunjukkan kepada orang-orang atau pembaca, pendengar mengenai kemahakuasaan Tuhan, pengasih penyayang, maha adil dan sebagainya. Dalam cerita Cupak dan Gerantang yaitu seperti keadaan waktu I Cupak dan I Gerantang lahir dibarengi dengan gempa, terang matahari terjadi hujan, kilat petir sambung menyambung dan ada lukisan pelangi. I Gerantang yang seharusnya mati kelaparan dalam goa I Benaru dan dia harus mati dalam gulungan tikar yang terikat yang dilemparkan ke dalam sungai ternyata dia masih hidup. Ketika I Cupak meninggalkan kerajaan Gerobag Besi untuk bertapa, dia berp esan kepada rakyat selama tapanya belum berhasil negeri akan selalu diselimuti awan, binatang tidak enak makan dan semua kembang tidak mau mekar. Selanjutnya I Cupak dapat mencapai puncak gunung Mahameru yang selalu ditutup awan, dia dapat melihat api berpijar memenuhi jagat raya, dia masuk api tidak hangus, dapat bertemu Batara Brahma, dapat mandi di pancuran taman Ba-
