BAB IV
RELEVANSI DAN PERANANNYA
DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
KEBUDAYAAN NASIONAL.
Cerita Cupak dan Gerantang itu mula-mula merupakan cerita dongengan yang cara penyampaiannya turun-temurun secara lisan. Karena cerita dongengan ini sangat menarik maka dengan mudah dapat meresap dan diingat oleh masyarakat suku Bali secara meluas. Di mana-mana cerita ini di Bali menjadi dikenal. Selain secara lisan cerita tersebut disampaikan oleh orang tua kepada anak-anaknya atau oleh pelipur lara kepada pendengar pencintanya lalu kemudian berkembang menjadi bentuk lakon yang dipertunjukkan. Dengan cara ini dapat lebih mudah penghayatan sehingga menjadi kesenangan orang Bali untuk menontonnya. Maka jadilah cerita Cupak Gerantang itu lakon cerita yang disampaikan melalui pertunjukan arja drama gong, wayang kulit (pertunjukan tradisional yang merupakan kesenian Bali) dan lakon cerita drama kla sik dalam TV. Pada pertunjukan arja dan drama gong dilengkapi dengan adegan
demonstrasi pada saat I Cupak makan besar yang sangat menggelikan dan lucu sehingga menjadi bahan tertawaan penonton. Adegan Cupak berpesta itu lalu memberikan inspirasi masya-