Kaca:KAJIAN NILAI GEGURITAN CUPAK GERANTANG.pdf/200

Kaca puniki kavalidasi

191


dicetak diterbitkan menjadi buku untuk bahan bacaan pada perpustakaan sekolah, perguruan tinggi dan perpustakaan masyarakat untuk mempercepat dan lebih mudah mendapatkan naskah tersebut atau juga dengan menjualnya di toko-toko buku. Dengan cara itu praktis naskah sudah tersebar luas. Naskah sudah menjadi milik bangsa. Mengenai penghayatan cerita dan nilai-nilai agung yang luhur yang terkandung di dalamnya dilakukan dengan membaca teks buku itu, mendengarkan secara lisan, mengapresiasikan melalui berlagu bernyanyi, bercerita, dramatisasi, menjadikan lakon dalam pentas drama, dibuat film dan dividiokasetkan, dilukis dan dipahatkan. Dengan berbagai cara itu cerita geguritan Cupak dan Gerantang tersebut dapat menyebar meluas secara merakyat di seluruh Indonesia. Ceritanya akan menjadi terkenal sejajardengan cerita Hang Tuah, Pak Belalang, Lebai Malang, Malinkundang Anak Durhaka, Lutung Kesarung, Ciung Wanara, Jaka Tarub, Jaka Tole, Nyi Roro Kidul, Rajapala, Sampik Ingtai, Jayaprana, Kebo Iwa, Doyan Neda dan yang lainnya. Dengan demikian tokoh Cupak dan Gerantang menyatu dalam kalbu bangsa Indonesia, menjadilah cerita itu cipta sastra, hasil seni, yang sungguh-sungguh merupakan benda budaya bangsa. Cerita tradisional daerah Bali itu akan menjadi unsur yang turut membantu menyuburkan tumbuhnya kebudayaan nasional Indonesia. Jadi tokoh Cupak dan Gerantang sudah benar-benar turut berperanan bersama dengan tokoh-tokoh daerah lainnya dalam usaha membina dan mengembangkan kebudayaan na sional.


Adapun isi cerita geguritan Cupak dan Gerantang yang mengandung nilai nilai luhur seperti nilai estitika, keindahan seni, nilai etika, susila, sopan santun, tata krama, saling hormat menghormati, tolong menolong, bergotong-royong, nilai kesetiaan, rela berkorban, menepati janji, nilai satria, kepahlawanan, jujur berani, terbuka, mudah saling maaf memaafkan, sportif, dan nilai karmaphala, mengerti hukum sebab akibat yang menimbulkan suka duka baik buruk, perbuatan saleh berpahala bahagia, perbuatan jahat berpahala terbelenggu derita. Nilai nilai seperti itu perlu untuk santapan rohani untuk mewujudkan manusia