Kaca:KAJIAN NILAI GEGURITAN CUPAK GERANTANG.pdf/202

Kaca puniki kavalidasi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan

Berdasarkan kajian yang telah terurai maka dapat disimpulkan bahwa cerita geguritan Cupak dan Gerantang disimpulkan bahwa cerita geguritan Cupak dan Gerantang tersebut semula berupa cerita rakyat yang disampaikan secara lisan turun temurun. Karena cerita itu menarik lalu. diadakan iventarisasi dengan cara menyadur dalam bentuk geguritan yang ditulis pada lontar. Naskah lontar itu disimpan di Gedong Kirtya Singaraja yang sekarang dilebur menjadi Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali yang bertempat di Renon Denpasar, dan ada naskah lontar yang tersimpan di Lembaga Pustaka Lontar Fakultas Sastra Unud di Denpasar. Naskah lontar geguritan Cupak dan Gerantang milik Fakultas Sastra yang berkode nomor kropak 131 dan nomor lontar 354. telah ditransliterasi ke dalam huruf Latin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Drs. I Nengah Medera bersama Drs. Natzir Thoir yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah pada tahun 1978 Mengenai bahasa yang digunakan bahasa Bali dicampur beberapa kata-kata Kawi Bali dan hanya menggunakan dua pupuh saja ya itu pupuh Adri dan pupuh Ginada. Naskah ini merupakan versi yang ceritanya tidak lengkap yang hanya menceritakan


193