29
rarisang dumun mantukan",
sampun ngranjing,
saindiknya kapidarta.
68. Dukuh Seting angen pisan,
miragi indik sang kalih,
merah-meruh manyelselang,
lintang pangendaning Tuduh,
raris dane mangandika,
"Kemo cening,
enggal-enggal maratengan".
69. Okan Jero Dukuh kocap,
Lenga Sekar Lenga Wangi,
gegeson ka pawaregan,
angen minehin sang rauh,
jegeg ngayang makembaran,
grenjat-grenjit,
I Cupak girang mangantenang.
70. Nanging ipun I Gerantang,
alep pangus ngulangunin,
ngrasa dewek pangumbangan,
mingkin angen Jero Dukuh,
Lenga Wangi Lenga Sekar,
rasa kanin,
mapas liatnya I Gerantang.
silakan ke dalam",
setelah masuk,
segala seluk beluknya dipaparkan.
Dukuh Seting sangat kasihan,
mendengar perihal keduanya,
sangat menyayangkan,
betapa berat cobaan Tuhan,
lalu dia berkata,
"Ayolah nak,
cepat-cepat memasak".
Putri Jero Dukuh,
Lenga Sekar dan lenga Wangi,
segera pergi ke dapur,
kasihan melihat tamu yang datang,
keduanya gadis remaja yang cantik,
lincah-lincah,
I Cupak gembira menatapnya.
Akan tetapi I Gerantang,
gagah tampan mempesona,
merasa akan diri pengembara,
bertambah kasihan Jero Dukuh,
Lenga Wangi dan Lenga Sekar,
merasa terluka (terpikat),
berpadu pandang dengan I Gerantang.