Kaca:Kamus Indonesia-Bali.pdf/5

Kaca puniki kavalidasi

BEBERAPA PETUNJUK PEMAKAIAN

1 . Abjad yang dipakai untuk urutan huruf awal kata-kata kepala disesuaikan dengan abjad ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, seperti berikut :

a b c d c f g h i j k kh I m a
ng ny o p r s t u v w y z.

2. Ejaan kata-kata dalam kamus ini disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan . Namun ada sebuah perkecualian yaitu dipergunakannya tanda é (taling) untuk membedakan dengan e (pepet) contohnya :
céngéng, édan, écér, ébék, gébéng, gégér. gégép, gélék, dan lain-Iainnya.

3. Dalam tipologi kamus ini dipergunakan sistem tanda, sebagai berikut :

––– pengganti kata-kata kepala yang sudah diterangkan terlebih dulu.

~ pengganti kata turunan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

= sama dengan, atau.

→ maksudnya Iihat.

+ untuk memberi petunjuk bahwa kata-kata yang ditandai dengan garis silang itu masih diragukan, baik mengenai cara rnenulis, cara mbacanya , maupun mengenai rendahnya frekuensi pemakaian­nya. Juga dapat diartikan bahwa kata-kata yang ditandai itu sudah arkhais atau mati.

=== tanda kursif ganda pada bawah kata-kata kepala atau kata bawahan, untuk rnernbedakan dengan makna atau penjelasannya.

–––– tanda kursif tunggal pada bawah contoh kutipan untuk menunjukkan bahwa kutipan itu diambil dari Kamus Umum Bahasa Indonesia, atau surnber lain.

? dipakai untuk menunjukkan bahwa makna yang ditandai dengan tanda itu, masih diragukan ketepatannya, kejelasannya.

( ) untuk memperjelas pengertian kata yang diterangkan.

4. Angka Rumawi dipakai untuk rnernbedakan kata-kata yang tulisan dan ucapannya sarna tetapi artinya berbeda (homonim).

Angka Arab dipergunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu kata bermakna lebih dari satu atau polisemi.