51
untuk bertamasya bersama teman-temannya. Sebagai akibatnya, selama tiga
tahun ia baru mencapai tingkat dua. Sadar akan keadaan seperti itu, Wayan
Duria pulang dengan alasan riset. Sifat-sifat Wayan Duria yang seperti itu
wajar jika dilihat dari keadaan sosial ekonominya. Akan tetapi, jika
dipandang dari segi keturunan dan pendidikan, belum diperoleh gambaran
yang jelas.
Demikian juga tinjauan penokohan Wayan Duria beserta orang tuanya
secara lahir belum lengkap dilukiskan oleh pengarang. Oleh karena itu,
timbul pertanyaan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Luh Sunari
menyerahkan cintanya pada Wayan Duria? Apakah hanya karena harta dan,
pertanggungjawaban perbuatan itu? Jika dari segi harta, Made Ambara
cukup mampu. Demikian pula dari segi tanggung jawab. Made Ambara telah
bersumpah akan bersedia mengawini Luh Sunari, termasuk memahami
sepenuhnya akan noda-noda yang pernah dideritanya.
Perubahan sifat Wayan Duria yang tiba-tiba setelah bertemu ular besar
lebih banyak didasarkan dari segi irasional. Hanya tinjauan yang berdasar
kan sosial budaya yang mampu memberikan kemungkinan terhadap
peristiwa itu. Meskipun demikian, perubahan itu terlalu cepat, kurang
memberikan kesempatan yang lebih luas kepada pelaku dalam mengem
bangkan perubahan sikapnya.
Tokoh lain yang juga berperanan ialah Made Ambara. Pendapat umum
membenarkan bahwa mahasiswa yang sedang KKN tidak jarang menda-
patkan jodohnya di tempat tugas. Rupanya merupakan perkecualian dalam
novel in; Made Ambara gagal melamar tokoh Luh Sunari.
Penokohan Made Ambara jika dipandang dati aspek fisik dikatakan
bahwa ia sesuai jika bersanding dengan Luh Sunari. Jika dilihat dati aspek
psikologis, Made Ambara mempunyai tutur bahasa yang sopan sehingga
dapat menarik simpati masyarakat. Mengapa Made Ambara demikian besar
cintanya kepada Luh Sunari? Jawabnya diperoleh melalui daya tarik Luh
Sunari secara fisik lebih datipada itu belum dapat diungkapkan mengapa ia
bersedia menerima noda Luh Sunari? Apakah mungkin karena Made
Ambara berpredikat sama?
Tokoh lain tidak banyak memegang peranan. Gede Gombloh teman
Wayan Duria tampil sebagai tokoh yang pendiriannya tergantung kepada
orang lain. Ia ikut ke sana ke mari bersama Wayan Duria sekedar untuk
mendapatkan sesuatu. Demikian juga beberapa tokoh lain, seperti Made
Wirata, Ketut Krasta, dan Maria Lestari. Mereka tidak banyak berperan;
kehadirannya hanya sekedar memberikan penyelesaian.