Malancaran ka Sasak/Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Novel yang fragmentnya dipersembahkan bersama ini, telah pernah dimuat sebagai ceritra bersambung dalam majalah bulanan "Djatajoe" (marhum), yang diterbitkan oleh organisasi bea siswa untuk pemuda pemuda Bali pada tahun-tahun 1935 - 1939 Redaksi majalah tersebut menjelaskan pada kata pengantarnya bahwa novel itu disajikan kepada pembaca, bukan sebagai contoh kărang mengăfang, tetapi sekedar sebagai percobaan membina prosa Bali (boya ja katur ring sang mawesin sekadi pinton kaprarinyanan anging sakadi tetegar ngwargun pacapaliring mabasa Bali). Sekarang pun tetap berpendapat, bahwa novel ini merupakan, suatu percobaan dan ia bermohon agar para pembaca suka menerimanya sebagai demikian.
Novel ini jadi terbit sebelum perang dunia ke II dan oleh karena maksudnya sebagai novel contemporaine (sesuai dengan suasana hidup pada jaman itu), maka suasana sekitar tokoh-tokoh novel ini berbeda benar dengan suasana sekarang; pendek kata suasna dalam jaman Hindia-Belanda, Sekalipun demikian, kami berpendapat, ada juga percakapan-percakapan, detail-detail, istilah-istilah yang diubah; jadi kami tidak segan-segan menggunting atau memperpanjang beberapa bagian, menurut hemat kami. Telah ditambahkan beberapa babak baru untuk mencegah "kesatunadaan (monotonie) tetapi temanya tetap sebagai sediakala.
[ KataPengantar ] [ KataPengantar ]ngucap diperbanyak-banyak terima kasih atas ikhlasnya memberi ijin untuk menerbitkan cukilan (fragmnet) ini.-
Gde Srawana